Ahli Ungkap Penyebab Masih Ada Orang Tak Percaya Virus Covid-19

Ahli Ungkap Penyebab Masih Ada Orang Tak Percaya Virus Covid-19


Selama hampir 16 bulan pandemi, kasus Covid-19 di Indonesia hingga Rabu, 14 Juni 2021, tercatat sebanyak 2.615.529 orang positif.

Dari jumlah tersebut, 68.219 meninggal dunia, 407.709 kasus aktif masih menjalani perawatan, dan 2.139.601 dinyatakan sembuh.

Meskipun telah berjalan lebih dari setahun dan telah banyak menimbulkan korban jiwa, masih ada sebagian orang yang tidak percaya adanya virus corona Covid-19.

Psikolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Laelatus Syifa mengatakan, penganut teori konspirasi, atau mereka yang tidak meyakini adanya Covid-19 hal itu karena secara tidak sadar takut pada ketidakpastian.

"Teori konspirasi ini mudah menjamur di masyarakat ketika masyarakat itu ada dalam kondisi ketidakpastian dan penuh ancaman," ujar Syifa kepada Kompas.com, Rabu (14/7/2021). 

Akibatnya, mereka menciptakan atau mempercayai keyakinan bahwa ada penyebab dari suatu peristiwa besar. 

Menurut Syifa, ada keinginan dari dalam diri mereka, untuk memahami dunia. Ketika mereka menemukan jawaban, maka rasa takut akan ketidakpastian itu mereda. 

"Jadi sebenarnya konspirasi itu dibuat dengan tujuan untuk membuat jawaban dari kekacauan yang terjadi di dunia yang dialami orang tersebut," imbuh dia. 

Bias proporsionalitas 

Hal lain yang menyebabkan banyak orang mempercayai teori konsprasi adalah bias proporsionalitas.

Bias proporsionalitas adalah ketika orang hanya mempercayai bahwa sesuatu yang besar disebabkan oleh hal yang besar pula. 

"Ada kecenderungan untuk membuat analisis dan pemahaman yang membuat mereka lebih stabil dan konsisten dengan membuat teori, agar ada keyakinan," terang dia. 

Akibatnya, ketika virus corona menyebar dan menjadi besar, maka muncul teori bahwa ini berasal dari laboratorium, senjata biologis, dan sejenisnya.

Menyerap hanya yang diyakini Sementara itu psikolog sosial, Dicky Chresthover Pelupessy, Ph.D., mengatakan fenomena orang yang tidak percaya dengan Covid-19 erat kaitannya dengan status manusia sebagai makhluk kognitif. 

Secara alami, manusia menyerap dan mengolah informasi berdasarkan yang disiplin ilmu, hal yang diyakini dan diketahui. 

Virus Corona sendiri merupakan hal yang baru sehingga wajar banyak orang masih banyak yang berupaya mengenalinya dan menyerap data yang ada. 

Ia menambahkan, sejumlah penelitian telah membuktikan, orang yang mudah percaya dengan konspirasi termasuk soal Covid-19, biasanya tidak percaya kepada pemerintah yang sedang berjalan. 

"Hasil studi membuktikan, biasanya mereka yang tidak percaya, kecenderungan lebih suka konspirasi itu, tidak percaya pemerintah, posisinya oposisi," terangnya).

Pada orang yang sejak awal memiliki rasa tidak suka akut pada pemerintah, Dicky menjelaskan, dijadikan momen untuk mencari pembenaran. "Karena tidak percaya pada pemerintah maka mereka mencari pembenaran lain untuk perilaku mereka," tandasnya. (Kompas)

Post a Comment for "Ahli Ungkap Penyebab Masih Ada Orang Tak Percaya Virus Covid-19"